Jumat, 05 Oktober 2018



Sepi ku dalam Dunia ini



Duka ku adalah duka yang lama
Duka yang datang seiring kecewa yang pergi
Semburat merah dipipi
Hanyut bersama air yang jatuh, dari kelopak mata
Tangis mu mengalahkan hujan di luar sana
Rasa ku ingin menghapus genangan itu
Tapi aku tau, itu bukan hak ku
Tuhan tau, kapan yusuf dan zulaikah harus bersama
Tuhan faham, kenapa Laila majnun menjadi sebuah cerita
Tuhan pun mengerti, betapa dalam rasa ku untuk mu
Jika hanya rasa yang ku tahu
Kapan aku akan memegang pacul untuk negri ini
Mimpi ku sudah ku tanam bersa bibit padi itu
Tapi aku lupa tidak memupuknya dengan tai kambing
Aku akan keblakang rumah untuk mencarinya
Semua hilang, tinggal pagar besi yang menjulang tinggi
Aku akan lari ke hutan mencari kotoran
Tapi,…
Hutan negri ini ada dimna?
Harus kemana aku mencari hutan di negri ku …?
Ada apa dengan mata ku?, aku tak menemukan pepohonan
Semua berbaris mengeluarkan asap
Pantas saja semua hutan lari terbirit-birit
Mereka tak akan kuat dengan asap yang bertaburan
Bangun,… jangan terlalu banyak tidur
Sekarang sudah bukan zamannya memanan padi
Tanam lah kotak itu didepan rumah mu
Agar kamu tau aib bangsa mu
Kamu juga akan tahu seberapa dekat orang yang jauh dengan mu
Seberapa jauh kau dengan yang dekat
Sudah lah, kamu akan sendiri dengan kotak mu itu
Kotak yang akan membawu dalam dunia semu
bahagia yang bastrak
senyum yang fana
semua akan berakhir dalam kesepian
peluk saja kotak itu
kau akan kecewa menanamnya
lihat dan berkacalah, kapan terakhir kamu bercengkrama
jika kita semua bisu mungkin itu hal yang terbaik
dibanding kita belajar untuk bisu dan tak peduli dengan sesame.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anda komentar anda hidup...okey