Sepi ku dalam Dunia ini
Duka ku adalah duka yang
lama
Duka yang datang seiring
kecewa yang pergi
Semburat merah dipipi
Hanyut bersama air yang
jatuh, dari kelopak mata
Tangis mu mengalahkan
hujan di luar sana
Rasa ku ingin menghapus
genangan itu
Tapi aku tau, itu bukan
hak ku
Tuhan tau, kapan yusuf
dan zulaikah harus bersama
Tuhan faham, kenapa Laila
majnun menjadi sebuah cerita
Tuhan pun mengerti, betapa
dalam rasa ku untuk mu
Jika hanya rasa yang ku
tahu
Kapan aku akan memegang
pacul untuk negri ini
Mimpi ku sudah ku tanam
bersa bibit padi itu
Tapi aku lupa tidak
memupuknya dengan tai kambing
Aku akan keblakang rumah
untuk mencarinya
Semua hilang, tinggal
pagar besi yang menjulang tinggi
Aku akan lari ke hutan
mencari kotoran
Tapi,…
Hutan negri ini ada
dimna?
Harus kemana aku mencari
hutan di negri ku …?
Ada apa dengan mata ku?,
aku tak menemukan pepohonan
Semua berbaris
mengeluarkan asap
Pantas saja semua hutan
lari terbirit-birit
Mereka tak akan kuat
dengan asap yang bertaburan
Bangun,… jangan terlalu
banyak tidur
Sekarang sudah bukan
zamannya memanan padi
Tanam lah kotak itu didepan
rumah mu
Agar kamu tau aib bangsa
mu
Kamu juga akan tahu
seberapa dekat orang yang jauh dengan mu
Seberapa jauh kau dengan
yang dekat
Sudah lah, kamu akan
sendiri dengan kotak mu itu
Kotak yang akan membawu
dalam dunia semu
bahagia yang bastrak
senyum yang fana
semua akan berakhir dalam
kesepian
peluk saja kotak itu
kau akan kecewa
menanamnya
lihat dan berkacalah,
kapan terakhir kamu bercengkrama
jika kita semua bisu
mungkin itu hal yang terbaik
dibanding kita belajar
untuk bisu dan tak peduli dengan sesame.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
anda komentar anda hidup...okey